Gresik – Sebanyak 35 peserta dari berbagai unsur desa mengikuti Pelatihan Petugas Pendataan Lengkap Pekerja Rentan 2025 yang diselenggarakan pada Rabu (28/5/2025) di Balai Desa Leran, Kecamatan Manyar, Kabupaten Gresik. Kegiatan ini merupakan bagian dari program Desa Cinta Statistik (Desa Cantik) yang digagas Badan Pusat Statistik (BPS) untuk memperkuat kapasitas desa dalam mengelola data berbasis bukti.
Mengusung
tema "Catat Pekerja Rentan, Bangun
Desa Berdasar Data", pelatihan ini menghadirkan petugas pendata, agen
statistik desa, perwakilan Badan Permusyawaratan Desa (BPD), serta tokoh
pemerintahan seperti PJ Kepala Desa Leran, Supriyadi, dan Kepala BPS Gresik,
Ir. Indriya Purwaningsih, MT.
Acara
dibuka dengan menyanyikan lagu kebangsaan dan doa bersama. Dalam sambutannya,
Supriyadi menegaskan pentingnya peran data dalam menyusun kebijakan sosial di
tingkat desa. “Pendataan ini bukan sekadar formalitas, tapi pondasi pembangunan
yang berpihak pada kelompok rentan,” ujarnya.
Sekretaris
Desa Leran sekaligus Ketua Tim Desa Cantik, Mahmudi, menyampaikan bahwa desa
telah menyiapkan anggaran honor untuk petugas sebagai bentuk komitmen atas
kualitas data. Ia juga menegaskan pentingnya menjaga semangat kerja di
lapangan.
Kepala
BPS Gresik, Indriya Purwaningsih, mengapresiasi antusiasme peserta dan
menekankan pentingnya kolaborasi antara teknis BPS dan partisipasi masyarakat
dalam membangun desa sadar data. “Program ini bukan hanya soal angka, tapi
perubahan budaya dalam melihat data sebagai dasar tindakan,” ungkapnya.
Materi
inti disampaikan oleh Windari Rachmadiah Putri, SST., pembina Desa Cantik dari
BPS Gresik. Ia menjelaskan secara rinci struktur kuesioner pendataan yang
terdiri dari lima blok: informasi dasar keluarga, data demografi,
ketenagakerjaan, kondisi sosial ekonomi, dan catatan lapangan. Pendataan
mencakup semua warga yang berdomisili di Desa Leran, baik ber-KTP Leran maupun
belum.
Windari
juga menekankan pentingnya wawancara tatap muka serta integritas petugas dalam
menjaga kerahasiaan data. Ia menetapkan target pencacahan enam KK per hari per
petugas, dengan evaluasi mingguan setiap Rabu.
Sesi
siang dilanjutkan oleh Yanuar Teguh Imannudin, S.Kom., dari Tim IT BPS Gresik
yang memperkenalkan aplikasi pendataan. Aplikasi berbasis Android ini
dikembangkan menggunakan Google AppSheet dan memungkinkan pengisian data secara
digital serta pemetaan lokasi rumah tangga.
Simulasi
pengisian kuesioner dilakukan langsung oleh peserta. Rata-rata waktu wawancara
mencapai 12–15 menit per rumah tangga. Post-test di akhir sesi menunjukkan
peningkatan signifikan pemahaman peserta dibanding pre-test.
Pelatihan
ditutup dengan antusiasme tinggi. Kegiatan ini menjadi langkah penting dalam
mendorong budaya sadar data di Desa Leran, sekaligus memperkuat perlindungan
terhadap pekerja rentan melalui kebijakan yang berbasis informasi akurat.
Foto